Moga – Dengan HUT IGRA XIV, kita optimalkan sumber daya Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) untuk kemajuan pendidikan di RA Kabupaten Pemalang. Demikian tema yang diusung dalam rangka perayaan hari ulang tahun ke-14 IGRA Kabupaten Pemalang yang jatuh pada tanggal 29 Oktober 2016.
Sebagai puncak perayaan, Pimpinan Daerah IGRA Kabupaten Pemalang mengadakan acara silaturahmi IGRA di Bumi Perkemahan Sikucing Desa Moga (16/11). Dalam acara ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pemalang hadir memberikan pembinaan kepada 100 orang guru RA perwakilan seluruh RA se-Kabupaten Pemalang.
Kepala Kankemenag, Taufik Rahman mengapresiasi seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok guru. Banyak manfaat yang bisa dipetik, seperti sebagai sarana silaturahmi. Silaturahmi tidak sekedar formal kegiatan, tapi lebih akrab untuk mengenal, saling bertukar informasi untuk kemajuan RA di Kabupaten Pemalang.
Taufik mengatakan pondasi pendidikan anak-anak sebenarnya ada di RA. Namun dia kadang merasa sedih, di masyarakat ada stigma bahwa RA hanya sebagai tempat untuk penitipan anak.
“Saya tidak setuju jika ada kesan guru RA seperti baby sitter. Secara psikologis ilmu jiwa anak tidak akan berkembang jika anak tersebut tidak bersosialisasi. Ketika anak dalam lingkungan keluarganya menyebabkan egonya tinggi. Dalam hal ini, RA menjadi sarana bagi seorang anak untuk bersosialisasi mengembangkan pribadinya,” jelas Taufik.
Taufik mengutarakan, anak didik RA belum saatnya diajarkan baca tulis hitung, dunia mereka adalah dunia untuk bermain. Anak RA sebaiknya dijauhkan dari gadget, jangan sampai anak RA kecanduan gadget. Hal ini menjadi penyebab anak-anak tidak mau bersosialisasi dengan teman sebayanya.
“Untuk mencegah ketergantungan, yang pertama harus ada unsur pemaksaan, jauhkan gadget dari anak-anak. Guru RA juga harus memberikan contoh, tidak setiap saat seperti saat mengajar malah bermain telepon genggam. Anak didik butuh uswatun hasanah dari guru dan orang tua,” ujarnya.
Anak sebaiknya disekolahkan di RA sebagai wadah pendidikan anak yang bercirikan agama Islam. Tanamkan jiwa cinta orang tua, cinta guru, jiwa menyayangi kepada anak RA. Apa yang dilihat dan didengar oleh anak akan direkam oleh otak anak, akan diingat anak.
Guru RA tidak kalah dengan guru TK, tegas Taufik. Guru RA harus bangga ketika ditanya oleh orang lain dimana ia bekerja. Guru harus mengajar dengan semangat, terlebih guru RA harus selalu ceria, meskipun mungkin sebenarnya ada masalah pribadi. Itu yang dinamakan guru profesional.
Pembinaan turut dihadiri oleh Kepala KUA Kecamatan Moga dan Pengawas RA. Seusai pembinaan, Taufik memotong tumpeng. Potongan tumpeng diberikannya ke Ketua IGRA, Umaroh. Dirgahayu IGRA Kabupaten Pemalang. (fi)