Warungpring – Madrasah lahir, tumbuh, dan berkembang sesuai kebutuhan masyarakat. Pengelolaan madrasah dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Sangat sedikit madrasah yang dikelola oleh Pemerintah. Hampir tidak ada madrasah yang bubar, merger atau regrouping.
Madrasah pada awalnya adalah sekolah arab atau saat sekarang dinamakan diniyah. Untuk mempertahankan dan menarik minat masyarakat, para pengelola dan yayasan madrasah harus seiring sejalan.
“Madrasah harus dikelola dengan profesional. Antara pengelola madrasah dan yayasan harus kompak. Mengelola madrasah sama halnya dengan mengelola warung makan. Sebuah warung makan akan laku jika masakannya enak, harganya murah, tempatnya bersih, dan penjualnya murah senyum. Konsep ini harus ditiru oleh madrasah sehingga eksistensi madrasah di masyarakat semakin meningkat”.
Demikian disampaikan oleh Taufik Rahman, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pemalang saat mengisi pembinaan di MTs Salafiyah Karangtengah Warungpring (22/9).
Madrasah harus bisa menunjukkan kemandiriannya. Pemerintah selama ini memberikan bantuan kepada madrasah seperti BOS, PIP, dan RKB. Uang yang diterima madrasah sifatnya hanya bantuan dan mungkin tidak selamanya Pemerintah memberikan.
“Madrasah harus bisa berdiri di atas kaki sendiri. Jangan hanya berpangku tangan menunggu bantuan dari Pemerintah. Madrasah perlu hati-hati ketika menerima uang negara. Perlu perencanaan, pengelolaan, dan pertanggungjawaban yang jelas sesuai ketentuan,” jabar Taufik.
Madrasah harus taat azas termasuk gurunya. Guru merupakan modal madrasah untuk mencerdaskan siswa madrasah. Guru madrasah harus profesional, jangan karena guru tersebut anak pengurus yayasan maka bertindak semaunya sendiri. Sudah sepatutnya guru menjadi uswatun hasanah bagi anak didik.
Untuk meningkatkan minat masyarakat, Taufik menyampaikan siswa madrasah sebaiknya dikirim untuk mengikuti kejuaraan baik di bidang akademik, seni, dan olah raga.
Siswa madrasah harus diberikan pendidikan yang terbaik. Masyarakat memilih menyekolahkan anaknya di madrasah dengan tujuan agar sang anak bisa menguasai ilmu agama disamping ilmu umum. Taufik meminta kepada pengelola madrasah agar mengajarkan kejujuran kepada anak didik karena kejujuran sudah menjadi barang yang langka.
Seusia pembinaan, Taufik menyerahkan bantuan kepada MTs Salafiyah berupa uang tunai senilai Rp2.000.000,00 dan satu mushaf Al-Qur’an. Bantuan juga diberikan kepada 5 orang guru RA dan 4 orang guru Madrasah Diniyah Kecamatan Warungpring masing-masing menerima Rp250.000,00. (fi)