Pemalang – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pemalang meresmikan Mushola Baitul Hikmah Desa Randudongkal menjadi masjid, seusai sholat Jumat (21/10). Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Kepala Kankemenag, Taufik Rahman.
Dalam sambutannya, Taufik berpesan kepada jamaah sholat Jumat untuk bersama-sama memakmurkan Masjid Baitul Hikmah karena masjid bukan semata-mata tanggung jawab takmir masjid. Kegiatan memakmurkan masjid bisa diisi dengan kegiatan sholat berjamaah, dimakmurkan untuk tempat ibadah, majelis taklim, taman pendidikan Al-Qur’an dan lain sebagainya.
Selama 1,5 tahun kegiatan safari sholat Jumat jajaran Kankemenag Kabupaten Pemalang dilaksanakan, kurang lebih 10 masjid di Kecamatan Randudongkal telah dikunjungi. Kegiatan juga dalam rangka pemberian bantuan untuk masjid dan masyarakat.
“Pemerintah tidak mungkin bisa membantu semua pembangunan masjid. Paling utama adalah peran serta masyarakat sekitar dalam menyukseskan pembangunan masjid. Man bana masjidan banallahu lahu baitan fil jannah, barangsiapa membangun masjid, maka Allah akan bangunkan baginya semisalnya di surga. PNS Kemenag Kabupaten Pemalang telah mengeluarkan zakat profesinya salah satunya untuk membantu pembangunan masjid di Kabupaten Pemalang,” ujar Taufik.
Taufik Rahman menyerahkan bantuan uang tunai senilai Rp2.000.000,00 untuk Masjid Baitul Hikmah. Taufik juga menyerahkan bantuan kepada TPQ Mambaul Khoirot Desa Rembul dan Madin Al Mujtahid 2 Desa Karangmoncol. Keduanya masing-masing menerima bantuan Rp1.000.000,00.
Khutbah sholat Jum’at kali ini mengambil tema Islam bukan agama radikal. Bertindak sebagai khotib adalah Mustopa, anggota Koramil Randudongkal. Agama Islam bukanlah agama yang mengajarkan kekerasan. Pada umumnya oknum atau kelompok yang bertindak radikal atau teroris membawa-bawa symbol agama dalam tindakan mereka. Padahal, dikatakan khotib, mereka sungguh jauh dari ajaran agama Islam.
Oknum atau kelompok tersebut dalam aksinya didasari pada keinginan mendirikan khalifah Islam dengan cara jihad yang didominasi kekerasan dalam perjuangannya. Hal tersebut terjadi karena mereka hanya memahami ajaran jihad secara makna saja, tidak sampai mendalam.
Taufik menambahkan, umat Islam seharusnya menjadi pelopor dalam menjaga keamanan, kerukunan, kedamaian di lingkungannya. Apabila ada faham atau gerakan yang tidak sesuai atau berhubungan dengan tindakan radikalisme dan terorisme, Taufik berharap agar masyarakat segera melaporkan kepada pihak berwajib.
“Mari kita isi kemerdekaan dengan menjaga NKRI tetap untuh. Menjaga keamanan lingkungan bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, namun tanggung jawab bersama. Semoga negara kita adalah negara yang aman, tenteram, darussalam. Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya. (fi)