Pemalang – Pemuda adalah generasi penerus bangsa. Pemuda adalah tumpuan harapan suatu negara. Generasi muda yg sedang mencari jati diri sangat rentan menjadi korban atas infiltrasi gerakan radikalisme dan terorisme. Kelompok radikal dan teroris menjadikan remaja sebagai target utama untuk direkrut.
Demikian dijelaskan oleh Taufik Rahman, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pemalang dalam kegiatan Silaturahmi generasi muda lintas agama yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Pemalang di Hotel Winner (26/10).
Taufik mengajak peserta yang didominasi oleh kaum muda untuk menjadi pemuda yang aktif, cerdas, kreatif, dan bersikap kritis agar terhindar dari paham radikalisme dan terorisme.
Salah satu cara untuk menangkal paham radikalisme, dijelaskan Taufik dengan cara menyukai kesenian. Kesenian bisa menangkal berkembangnya paham radikal di kalangan generasi muda. Pada dasarnya seni tradisional mengandung nilai-nilai luhur dan pesan keteladanan yang jika dihayati dengan baik bisa menumbuhkan karakter kebangsaan yang kuat di kalangan generasi muda.
Taufik menyatakan tidak ada agama radikal. Agama pada hakikatnya mengajarkan kerukunan, kedamaian, keharmonisan. Yang bertindak radikal adalah oknum yang membawa-bawa nama, simbol agama dalam tindakannya. Dalam sejarah Indonesia, tidak ada yang bisa mendirikan negara yang berlandaskan agama di Indonesia, karena Indonesia adalah negara darussalam.
Indonesia adalah Negara yang majemuk, terdiri dari bermacam suku bangsa, bahasa, dan agama. Kementerian Agama mengayomi, membina, dan membimbing 6 agama di Indonesia.
“Saya selaku Kepala Kankemenag Kabupaten Pemalang beserta jajaran sudah berkunjung ke tempat-tempat ibadah, masjid, mushola, gereja, klenteng dalam rangka membina umat beragama. Kerukunan umat beragama merupakan faktor penting dalam keberhasilan pembangunan di Kabupaten Pemalang, mari kita jaga kerukunan di Kabupaten Pemalang,” ajaknya.
FKUB menyelenggarakan kegiatan untuk mengembangkan sikap saling menghargai dan menghormati generasi muda lintas agama dengan perbedaan dan keragaman dalam berkehidupan berkebangsaan. Acara diikuti oleh 60 orang peserta yang merupakan perwakilan dari pengurus FKUB, generasi muda FKUB, ormas kepemudaan, himpunan mahasiswa, pengurus OSIS SMA/SMK/MA, guru agama, dan tokoh agama.
Adapun narasumber lainnya yaitu Komandan Kodim 0711/Pemalang, Letkol Inf. Abdul Hamid, Kepala Bagian Ops Satbimas Polres Pemalang, Lettu Agus Salim, dan Kepala Kesbangpol Linmas Kabupaten Pemalang, Tutuko Raharjo.
Abdul Hamid menyebutkan generasi muda sangat rentan dari pengaruh radikalisme. Delapan puluh persen dari terduga teroris yang ditangkap adalah remaja berusia 18-30 tahun.
Faktor penyebabnya antara lain faktor ekonomi (kemiskinan), kurang memahami pendidikan agama (yang damai), gencarnya infiltrasi kelompok radikal, lemahnya semangat kebangsaan, kurangnya pendidikan kewarganegaraan, dan tergerusnya nilai kearifan lokal oleh modernitas negatif.
Upaya pencegahan pengaruh radikalisme di kalangan generasi muda adalah dengan memperkuat pendidikan kewarganegaraan, mengarahkan pada beragam aktivitas yang berkualitas di bidang akademik dan olah raga. Selain itu berikan pemahaman agama yang damai dan toleran secara utuh, bukan pemahaman secara parsial yang mengakibatkan kesalahpahaman, sehingga pemuda tidak mudah terjebak pada paham radikalisme.
Di akhir acara, perwakilan generasi muda lintas agama melakukan penandatanganan piagam pernyataan sikap generasi muda lintas agama. Penandatanganan dilanjutkan oleh Kepala Kankemenag beserta narasumber lainnya. (fi)