Petarukan – Segenap jajaran keluarga MTs Negeri Petarukan terdiri dari 1055 peserta didik, guru, dan pegawai mengikuti upacara peringatan Hari Santri Nasional tahun 2017 pada hari Senin (23/10) di halaman MTs.
Upacara berjalan dengan lancar dan khidmat dengan diawali lantunan Sholawat Nariyah sebanyak tujuh kali yang dipimpin oleh Aproni selaku guru dan diikuti oleh seluruh peserta upacara.
Sebelum membacakan amanat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama K.H. Said Aqil Siroj, Kepala MTsN Petarukan Imam Sayekti selaku pembina upacara melantunkan Sholawat Nabi.
Imam menuturkan dalam kesempatan Hari Santri ini harus lebih banyak melantunkan sholawat kepada Nabi SAW. Peringatan Hari Santri sebagai bentuk pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam sejarah perjuangan Indonesia.
“Hari ini tahun ketiga keluarga besar Nahdhatul Ulama dan seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Santri. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri tanggal 22 Oktober 2015 yang bertepatan dengan tanggal 9 Muharrom 1437 Hijriyah merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan,” tutur Imam.
Pengakuan terhadap kiprah ulama dan santri, lanjut Imam, tidak lepas dari Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh Hadrotus Syeikh K.H. Hasyim Asy’ari selaku Rais Akbar Nahdhatul Ulama pada tanggal 22 Oktober 1945. Tanpa Resolusi Jihad NU dan pidato Hadrotus Syeikh K.H. Hasyim Asy’ari yang menggetarkan ini, tidak akan pernah ada peristiwa 10 November di Surabaya yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Sejarah ini perlu dipahami oleh santriwan-santriwati MTsN Petarukan sebagai generasi penerus bangsa yang selalu berdiri di barisan terdepan dalam membela dan mempertahakan NKRI dengan spirit “Nasionalisme bagian dari iman” (الإِيْمَانِ مِنَ نِالْوَطَ حُبُّ) yang artinya cita tanah air sebagian dari pada iman. Santri Kuat, NKRI hebat. Demikian kata penutup beliau dalam amanatnya. (humasmtsnptk/fi)