Pemalang – Dalam rangka memperingati hari Asyura tanggal 10 Muharram 1439 Hijriyah, MTs Negeri Petarukan mengadakan kegiatan santunan anak yatim, Senin (2/10) di lapangan upacara MTsN. Kegiatan diawali dengan pembacaan Asmaul Husna oleh Ripai dan istighosah yang dipimpin oleh Slamet Untung, guru MTsN Petarukan.
Kegiatan pemberian santunan anak yatim disamping untuk syiar Islam juga menumbuhkan semangat kepedulian untuk memuliakan dan memelihara anak yatim. Sebagaimana sabda Rasullullah SAW, saya dan yang memelihara anak yatim dengan baik ada di dalam surga bagaikan ini, seraya beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan beliau rentangkan kedua jarinya itu (HR. Bukhari).
Imam Sayekti selaku Kepala MTsN menyebut kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian kepada anak yatim.
“Kegiatan santunan anak yatim ini merupakan bentuk kepedulian kita terhadap kehidupan anak yatim yang begitu mulia dihadapan Rasulullah Muhammad SAW. Pada hari ini kita menyantuni teman-teman kita yang sudah tidak punya ayah kandung. Kita turut merasakan kesedihan para anak yatim dan kita motivasi mereka untuk bangkit dan bersemangat dalam belajar tuk menggapai kebahagiaan hidup yang lebih baik,” tutur Imam dalam sambutannya.
Santunan diberikan kepada 93 peserta didik MTsN Petarukan. Uang santunan merupakan sumbangan dari orang tua/wali murid, guru, dan pegawai MTsN.
Imam juga berpesan terkait peristiwa G30S/PKI dan hari Kesaktian Pancasila. Ia mengingatkan akan kemungkinan munculnya ideologi komunis yang tidak bertuhan.
“Peristiwa G30S/PKI adalah suatu peristiwa kelam yang menyedihkan bagi bangsa Indonesia dengan adanya penculikan dan pembunuhan para jenderal yang dilakukan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 di kawasan Lubang Buaya. Kita harus hati-hati dengan munculnya kembali ideologi komunis yang tidak bertuhan. Indikasinya kalau ada gerakan yang menebar kebencian kepada umat Islam atau orang yang beragama, dan tidak setia pada Pancasila,” jelasnya.
“Terkait hari kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober, kita harus tanamkan dan amalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupn kita sehari-hari. Saya Indonesia, Saya Pancasila. NKRI harga mati!,” tegasnya mengakhiri sambutannya. (humasmtsnptk/fi)