Yogyakarta – Sebagai kegiatan terakhir dari rangkaian silaturahmi dan kunjungan kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pemalang ke Kota Salatiga dan Yogyakarta, rombongan melakukan kunjungan kerja ke FKUB Kota Yogyakarta (20/12). FKUB Kota Yogyakarta untuk saat ini menempati Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Yogyakarta yang berada di kompleks kantor Walikota Yogyakarta.
Kepala Kesbangpol Kota Yogyakarta, Sukamto menyambut kedatangan rombongan dari Pemalang di ruang rapat. Sukamto yang didampingi oleh pengurus FKUB Kota Yogyakarta, M. Chirzin menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih kepada rombongan karena berkenan hadir di Kantor Kesbangpol.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Pemalang, Taufik Rahman mewakili rombongan menyambut baik kegiatan silaturahmi dan kunjungan kerja FKUB Kabupaten Pemalang dalam rangka menambah wawasan dalam pengelolaan KUB.
“Program FKUB didukung oleh Kankemenag dan Pemda Kabupaten Pemalang dimana peran FKUB sangat luar biasa. Secara umum di Kabupaten Pemalang kerukunan umat beragama sangat kondusif. Kita ambil pelajaran dari FKUB Kota Yogyakarta dan diharapkan bisa mendukung program Pemerintah untuk mewujudkan Kabupaten Pemalang yang lebih baik lagi,” ujar Taufik.
Gereja Ganjuran
Seusai acara pembukaan, Ketua FKUB Kabupaten Pemalang Mudasir Mas’ud bersama M. Chirzin memulai dialog bersama. Sebelum melaksanakan kunjungan kerja ke FKUB Kota Yogyakarta, rombongan terlebih dahulu berkunjung ke Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Kabupaten Bantul pada jam 09.00 WIB. Kedatangan rombongan disambut oleh pengurus gereja.
Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran terdiri dari 12 wilayah 54 lingkungan dengan jumlah umat kurang lebih 7000 orang. Sukoco selaku perwakilan gereja berujar Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran berusaha melestarikan budaya masyarakat Yogyakarta.
Setelah bangunan lama hancur akibat gempa bumi yang melanda Yogyakarta, bangunan utama gereja dibangun ulang dengan mengadopsi Kraton Yogyakarta. Selain itu, Gereja Ganjuran turut menggunakan kegiatan macapat dalam rangkaian ibadahnya. Hal ini karena budaya sangat lentur sebagai upaya meniadakan sekat-sekat di masyarakat. (fi)