Pemalang – Uni Soviet merupakan salah satu negara adidaya pada masanya. Namun saat ini negara tersebut telah hancur menjadi 15 negara. Begitupun dengan negara Yugoslavia pada tahun 1990 mengalami perpecahan.
Dari sejarah bangsa Indonesia, ada sebuah kerajaan Sriwijaya yang wilayahnya mencakup dataran Thailand dan Filipina. Ada juga kerajaan Majapahit yang berhasil menyatukan Nusantara di bawah Patih Gajah Mada.
“Kita tentu tidak ingin suatu saat bercerita kepada anak cucu kita bahwa dahulu ada sebuah negara Republik Indonesia dengan dasar Pancasila. Oleh karena itu mari kita bersama-sama menjaga NKRI”.
Demikian disampaikan oleh Ahmad, Kasdim 0711/Pemalang saat menjadi narasumber dalam kegiatan rapat koordinasi antar instansi dalam upaya penanggulangan paham radikalisme di Aula Kankemenag (26/7).
Dia menambahkan upaya mencegah dan menangkal radikalisme bukan hanya tugas TNI dan POLRI. Tugas tersebut merupakan tugas semua elemen bangsa Indonesia. Tidak ada agama yang memberikan ketakutan dan kekerasan kepada penganut maupun pihak lain. Menurutnya radikalisme adalah upaya pemaksaan kehendak dalam setiap aspek.
“Pancasila sebagai dasar negara, sampai kapanpun tetap relevan. Kita jaga dan pelihara sebagai karakter bangsa Indonesia,” ajaknya.
Kasat Binmas Polres Pemalang, Abdul Kholik dalam kesempatan yang sama menyebutkan di Kabupaten Pemalang terdapat bibit-bibit gerakan radikalisme termasuk terorisme. Polres Pemalang tetap berupaya memantau gerakan tersebut.
Kholik mengharapkan kegiatan ini bukan hanya berupa penyampaian materi tapi lebih kepada diskusi untuk membahas upaya penanggulangan paham radikalisme. Kasat Intel Kejari Pemalang, Wahyu Hidayat turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini.
Rakor diikuti oleh 100 peserta perwakilan dari Kankemenag Kabupaten Pemalang, Kodim 0711/Pemalang, Polres Pemalang, Pemerintah Daerah, KUA Kecamatan, Koramil, Polsek, MUI, PC NU, PD Muhammadiyah, Dewan Masjid Indonesia, FKUB, PC Al Irsyad, LDII, MTA, dan Penyuluh Agama Islam Kabupaten Pemalang. (fi)