Belik – Guru mempunyai tugas yang sama, baik guru PNS, guru non PNS, guru Kementerian Agama, guru Dinas Pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Anak didik diharpkan bisa memahami ilmu agama dan mengamalkannya adalah salah satu tugas guru Agama Islam.
Demikian dijelaskan oleh Taufik Rahman, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pemalang saat memberikan pembinaan kepada MGMP Guru Pendidikan Agama Islam SMP, SMA/SMK wilayah Pemalang selatan di SMK Muhammadiyah Belik (19/5).
Dari zaman dahulu hingga saat ini tugas guru tidak berubah. Hal yang berubah adalah cara dalam melaksanakan tugas seiring perkembangan zaman. Anak didik sekarang tentu berbeda dengan anak didik zaman dahulu.
Begitu pula penampilan guru sekarang tentu berbeda dengan zaman Umar Bakri. Pemerintah berupaya meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan Tunjangan Profesi Guru (TPG). Dengan TPG diharapkan kompetensi guru akan semakin baik untuk menjadi guru yang profesional. Sehingga guru akan lebih maksimal dan lebih semangat dalam melaksanakan tugasnya.
“Salah satu tujuan Pemerintah memberikan TPG adalah agar guru semakin sejahtera. Namun kenyataannya, semakin besar penghasilan yang diterima, semakin besar pula hutangnya. Guru sebaiknya bersyukur dengan rejeki yang diterima. Jangan selalu merasa kekurangan, tidak merasa cukup dengan penghasilan yang ada,” tutur Taufik.
Pendidikan agama bukan hanya pemahaman, tapi harus sampai ke implementasi atau pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Guru agama diharapkan bisa memberikan contoh kepada siswa didik, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Seperti diketahui bahwa akhir-akhir ini media massa maupun media elektronik banyak memberitakan kejadian yang menggambarkan bobroknya moral generasi muda bangsa Indonesia, mulai dari tindak asusila, pembunuhan, hingga penyalahgunaan narkoba.
Hal ini harus dijadikan perhatian oleh semua kalangan terutama guru agama. Apakah selama ini pelajaran agama yang diberikan kepada anak didik sudah benar-benar diterima oleh mereka. Bagaimana agar pendidikan agama bukan hanya tentang teori, tapi anak didik mampu menerapkan dalam kehidupannya.
“Menjadi guru agama tidak semata mata kognitif, justru harus mendekatkan ke afektif dan psikomotorik. Antar ucapan dengan tindakan harus selaras. Oleh karena itu mari bersama-sama melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, semoga bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara,” pungkasnya. (fi)